Bergerak Dengan Hati, Pulihkan Pendidikan, jadi tema Hari Guru Nasional 2021, yang diperingati setiap tanggal 25 November. Tema ini diusung mengingat sekarang ini dunia pendidikan juga sedang berjuang untuk memberikan pendidikan bagi generasi muda bangsa ditengah masa pemulihan pasca Pandemi Covid-19.
Ketika situasi mulai membaik dengan berbagai upaya untuk menghadapi Covid-19, dunia pendidikan kembali melakukan pembelajaran tatap muka. Dalam kaitannya dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang belakangan ini marak terjadi di dunia pendidikan. Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi USAHID, Hj. Merry Safarwati, S.Sos, M.Si, menyatakan bahwa guru merupakan sosok atau sebagai suri tauladan bagi anak muridnya dalam segala hal. Baik itu perkataan, sikap maupun perilakunya. Suri tauladan yang dicontohkan oleh seorang guru melalui proses pembelajarannya dan pengajarannya, haruslah dilakukan dan disampaikan dengan hati nurani, karena sesuatu sesuatu yang berasal dari hati akan sampai ke hati pula, dalam hal ini tentu adalah kepada anak didiknya.
Hilangnya hati nurani dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru mengakibatkan pendidikan yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya hambar tidak melekat di hati, tidak berkesan dan tidak berpengaruh positif terhadap perkembangan kognitif, afektif dan perilaku anak didiknya khususnya yang berkaitan dengan pembentukan moralitas sebagai dasar watak karakter anak murid, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, papar Pembina UKM Rohis Usahid ini.
Hal inilah kemudian yang mengakibatkan banyaknya terjadi pelanggaran norma, attitude/ sikap, dan moralitas yang dilakukan guru kepada muridnya, atau bahkan sebaliknya murid kepada gurunya. Contoh terjadinya kekerasan seksual dari guru kepada muridnya yang saat ini banyak terjadi di masyarakat. Tentu hal ini sangat memprihatinkan dan harus kita antisipasi, kita rubah dari sekarang. Agar dunia pendidikan kita tidak semakin suram atau bahkan gelap catatan sejarahnya.
Ketua POS SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) dan salah satu pengurus dari PSG – Pusat Studi Gender Usahid ini berpesan; “Mari kembali kita sama-sama gunakan hati nurani kita pada saat melakukan proses pengajaran, pembelajaran dan pendidikan kepada anak-anak didik kita. Agar mereka menjadi insan yang unggul beriman berkarakter tangguh dan memiliki kualitas IQ, EQ dan SQ”.
Terus berjuang tanpa pamrih wahai guru2ku pahlawan tanpa tanda jasa..