POTENSI BIOMASSA TANAMAN ARENGA-PINNATA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU ENERGI TERBARUKAN (KAWASAN AGRO-FORESTRY EKO WISATA CISOLOK, SUKABUMI, JAWA BARAT)
DOI:
https://doi.org/10.36441/snpk.vol3.2024.297Kata Kunci:
Biogas, biomassa, energi-terbarukan, interpretative-phenomenological-analysis, limbah-arenga_pinnataAbstrak
Biomassa adalah sumber energi utama untuk aktivitas manusia hingga pertengahan abad ke19, menyumbang sekitar 10% dari pasokan energi dunia. Produksi energi dari biomassa sebesar 8,40% dalam bentuk biomassa tradisional yang digunakan secara primitif, tidak berkelanjutan, dengan menebang pohon untuk menghangatkan lingkungan dan memasak. Sisanya 1,91% digunakan sebagai bentuk modern seperti menghasilkan listrik atau menghasilkan arang untuk industri yang ingin memproduksi etanol, bahan bakar dengan nilai oktan lebih tinggi daripada bensin tanpa pengotor seperti partikulat dan oksida belerang. Salah satu limbah yang belum termanfaatkan adalah limbah industri tepung arenga pinnata. Maka dilakukan inventarisasi komponen-komponen penting dan dibutuhkan dalam pemanfaatan biomassa arenga pinnata, yang dilanjutkan dengan menghitung potensi jumlah limbah arenga pinnata. Penelitian dimulai dari menginventarisasi komponen penting dan dibutuhkan dalam pemanfaatan biomassa pohon arenga pinnata dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis, dilanjutkan dengan menghitung jumlah limbah pohon arenga pinnata, yang berpotensi menjadi energi biomassa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat komponen-komponen penting dan dibutuhkan dalam pemanfaatan Biomassa Pohon Arenga Pinnata, yaitu. (1) sikap Petani terhadap menumpuknya limbah arenga pinnata; (2) pengetahuan Petani terhadap pemanfaatan limbah arenga pinnata; (3) komitmen industri arenga pinnata; (4) ketahanan Petani; (5) keterbukaan informasi Harga Pokok Produksi antara Petani dan industri arenga pinnata; (6) keberlanjutan industri arenga pinnata. Selanjutnya potensi jumlah limbah padat pohon arenga pinnata sebanyak (14,40-21,6) ton/hari, sedangkan limbah cair sebesar (144-216) meter3/hari. Limbah biomassa ini akan setara dengan 864.000 liter/hari biogas atau 535,68 liter/hari minyak tanah. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan dalam program Co-firing PLTU sebesar (8e-04 – 1e-03) %.