DIALEKTIKA PASAR TRADISIONAL KOTA LHOKSEUMAWE
DOI:
https://doi.org/10.36441/snpk.vol1.2022.44Kata Kunci:
Kebijakan, Pasar Tradisional, Fenomena, DialektikaAbstrak
Kebijakan relokasi dan rehabilitasi pasar tradisional di beberapa daerah Indonesia seringkali didapati kurang diapresiasi oleh masyarakat setempat. Hal ini dapat melahirkan masalah baru yang lebih kompleks bagi perekonomian masyarakat. Sebagai pendekatan untuk terhindar dari kebijakan pasar tidak tepat sasaran maka diperlukan suatu penelitian yang dapat melahirkan temuan atas hubungan fisik dengan pelaku pasar tradisional. Instrumen penelitian untuk mendapatkan identitas pasar tradisional digunakan gagasan dialektika yang dikemukakan oleh David Seamon untuk melihat keterikatan hubungan pelaku pasar terhadap tempat. Objek yang dijadikan bahan penelitian yaitu Pasar Inpres Kota Lhokseumawe. Metode penelitian menggunakan cara ekplorasi berdasarkan data pengamatan aktivitas pasar. Sedangkan metode analisis menggunakan ide fenomena untuk melahirkan perspektif yang dapat didualitaskan. Ternyata peran fisik pasar menjadi kurang penting dibanding hubungan emosional antar pelaku pasar yang dijadikan identitas Pasar Inpres sebagai substansi pemikiran yang harus dilibatkan pada kebijakan tertentu.