Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sahid Jakarta (USAHID), Prof. Dr. Ir. Hj. Giyatmi Irianto, M.Si menjadi salah satu Nara Sumber dalam acara Bincang-Bincang (Live) TVRI Jakarta. Tema dialog tentang masalah ketahanan pangan di DKI Jakarta dan stabilitas harga bahan pokok saat Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Syuting berlangsung di Studio 9 TVRI Senayan Jakarta, pada 14 Juni 2016. Nara sumber lain yang hadir adalah Sarman Simanjorang – Wakil Ketua Kadin Jakarta dan Sudaryatmo – Pengurus YLKI.
Prof. Giyatmi yang juga merupakan Guru Besar Teknologi Pangan USAHID dan aktif di organisasi Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) menyatakan bahwa selama Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, selalu terjadi peningkatan permintaan/kebutuhan pangan, yang berakibat naiknya harga pangan. Untuk itu Pemerintah berkewajiban untuk menjaga pasokan pangan agar terjadi stabilitas harga pangan.
Terdapat sembilan bahan pangan yang mengalami kenaikan permintaan, yaitu: beras, kacang tanah, bawang merah, cabe, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula dan minyak goreng.
Penyebab meningkatnya permintaan pangan tersebut dikarenakan antara lain ; konsumsi rumah tangga yang meningkat saat ramadhan dan idul fitri, kebutuhan industri pangan olahan skala rumah tangga karena permintaan masyarakat, peningkatan kebutuhan bahan pangan di rumah makan dan tempat umum, dan kultur budaya masyarakat yang menyiapkan konsumsi rumah tangga berbeda pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, dibanding hari-hari biasa.
Saat ini terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditi pangan, seperti: beras, cabe merah, bawang merah, gula pasir, daging ayam, telur ayam, dan daging sapi. Kasus di pasar tradisional Banten karena harga telur dan cabe meroket, warga terpaksa antri dan memburu telur pecah dan cabe busuk karena lebih murah. Melihat kasus seperti ini Pemerintah perlu untuk melakukan operasi pasar dan upaya untuk mengatasi fluktuasi harga yang sangat tinggi terutama telur, ayam dan daging sapi.
