Gaya Kepemimpinan Rektor Usahid Marlinda Irwanti Poernomo, Tegas Lugas Ubah Budaya Kerja Hingga Dosen Harus Berkualitas Gapai Usahid Unggul dan Berwibawa

Loading

Meski menjadi Rektor di Universitas Sahid  baru 100 hari, tepatnya 13 September 2023, ternyata Marlinda Irwanti Poernomo,  telah membawa perubahan signifikan terhadap kampus yang didirikan Almarhum Prof.Dr.H. Sukamdani Sahid Gitosardjono  pada 1988. Sebelum menjabat sebagai rektor, mantan pemyiar TVRI itu memegang jabatan Direktur Program Pascasarjana Usahid. Jabatan tersebut hingga ini masih dirangkapnya.

Yang menarik dari mantan anggota DPR RI Komisi X ini, setelah ditunjuk  sebagai rektor langsung  tancap gas melalui program kerja 100 hari kerja. Banyak pembenahan serta target-target internal sedang berjalan, bahkan sudah ada yang tercapai.

“Fokus saya adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu dosen. Sebab, salah satu indikator kesuksesan dan kekuatan perguruan tinggi adalah SDMnya. Untuk itu para dosen harus masuk posisi fungsional,” pintanya.

Di bawah kepemimpinannya, Marlinda memberikan “warning” kepada dosen yang tidak masuk jabatan fungsional.

“Salah satu indikator akreditasi harus masuk menapaki sampai guru besar. Kami kenbali melantik dua guru besar, guru besar hukum dan guru besar fakultas ekonomi. Tak hanya itu, indikator lain keberhasilan perguruan tinggi adalah menjadikan prodi yang mempunyai target jelas, diminati masyarakat dan harus mengikuti visi dan misi. Dan tiga bulan lalu kembali mendapatkan dua prodi, prodi pariwisata dan Prodi Lingkungan.

Dengan gaya santai tapi lugas dan tegas Marlinda menjelaskan,  program kerjanya  mengedepankan Usahid harus memiliki visi, misi dan program kerja sebagai mana layaknya universitas besar yang berwibawa, memiliki reputasi akademik tinggi, difasilitasi dan dikelola sebagaimana layaknya pusat pengembangan  intelektual dan budaya, kemudian meluluskan mahasiswa untuk menjadi manusia yang kompeten, memberikan pelayanan akademik mengikuti perkembangan digital serta menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan kemanusiaan.

Baca juga  Mahasiswa Prodi Gizi PKL MSPM di Rumah Sakit Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

“Itu semua harus didukung oleh kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang tinggi, kompeten dan memiliki rasa pengabdian yang tinggi pada institusi,” paparnya.

Rasa cintanya pada Usahid, Marlinda ingin mengubah kultur dan budaya kerja di Usahid, pasalnya ia melihat selama ini belum maksimal. Ia menganggap kebanggaan civitas akademika, harus memancar menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dalam percaturan dunia, dan menjadi spirit untuk mengembangkan institusi menjadi lebih baik dan berkualitas, dengan rencana core value baru USAHID yaitu Unity, Sincerity, Adaptif, Humanity, Integrative, Dignity yang merupakan kepanjangan dari kata USAHID.

“Saya punya pekerjaan rumah menjadikan Usahid perguruan tinggi unggul. Jadi 80 persen prodi harus unggul. Kami punya 12 prodi 6 fakultas dan pascasarjana. Target saya kedepan menjadikan prodi unggul. Saya juga membuat sistem penjaminan mutu internal yang akan mengukur kinerja para dosen kaprodi dan wakaprodi output dan input kapabilitas dan kapasitasnya,” terangnya.

Sebagai pemimpin Marlinda tidak berpangku tangan semata. Ia selalu memberikan contoh aktifitas kultur budaya yang ingin diterapkannya di Usahid. Ia bahkan tak sungkan mendorong kebiasaan baru menyapa antar fakultas,  tenaga pendidik, dosen.

“Rasa memiliki itu yang saya kembangkan. Karena orang tua menitipkan anaknya, kita memberikan pelayanan terbaik. Kultur budaya saling memiliki toleransi, tenggang rasa mau mengembangkan diri rasa tanggung jawab, itu saya kembangkan,” ungkapnya usai melakukan sidak internal.

Menariknya, Marlinda juga tidak alergi dengan para mahasiswa. Ia malah merangkul mahasiswa melalui BEM, dengan melakukan pertemuan mendengar keperluan, kebutuhan mahasiswa dan yang diinginkan, agar yang didapat mahasiswa maksimal.

Diakuinya, dunia pendidik sudah mengalir di darahnya. Ia lahir dari keluarga pendidik. Bahkan, janji kepada sang ayahlah akhirnya ia meneruskan jejak keluarganya setelah ayahnya wafat.

Baca juga  Entrepreneurial Challenges in the Digital Era - Open Campus 2023 Usahid

“Karena janji dengan ayah. Ayah saya Prof. Bambang Poernomo, Guru Besar Hukum d Universitas Gadjah Mada. Ibu saya seorang guru. Saya meneruskan darah pendidik di keluarga . Saya dulu politisi anggota DPR.  Ayah saya bicara “kok gak ada yang neruskan ayah”. Setelah tidak di DPR, saya kembali ke dunia kampus hingga jadi rektor. Sebenarnya cita-cita jadi profesor.

Dr. Dra. Marlinda Irwanti Poernomo, SE., M.Si,

Lahir di Yogyakarta 16 Oktober 1964. Beliau memperoleh gelar Doktor dalam bidang Dakwah Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta pada 2011. Setelah sebelumnya memperoleh Magister Sains (M.Si) dalam bidang Kajian Perempuan, Universitas Indonesia Jakarta pada 1997. Pada 1987 menyelesaikan pendidikan Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Gajah Mada. Dan pada 1986, Dr. Marlinda juga meraih gelar Sarjana Ekonomi di UII Yogyakarta. Mengikuti PPSA XVIII LEMHANAS RI, Trainning PR di Murdoch University Singapore.

(Sumber : majalahglobalreview.com)

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Bagikan Berita Ini

Gaya Kepemimpinan Rektor Usahid Marlinda Irwanti Poernomo, Tegas Lugas Ubah Budaya Kerja Hingga Dosen Harus Berkualitas Gapai Usahid Unggul dan Berwibawa

Tim Redaksi

Gedung Universitas Sahid Jakarta

Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No.84 Tebet, Jakarta Selatan 12870.

Berita Terbaru

Scroll to Top