Indonesia secara geografi berada di jalur Ring of Fire-Circum Pacific belt , patahan sesar Eurasia dan Indo-australia. Hal ini mendudukan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki resiko bencana yang tinggi baik berupa aktifitas tektonik/gempa-tsunami, aktifitas vulkanik/ erupsi gunung api. Kondisi ini dapat menjadi salah satu factor penghambat percepatan pemulihan pembangunan apabila tidak di lakukan antisipasi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang optimal.
Terkait hal tersebut Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid sudah membuka program studi Magister Manajemen Lingkungan, dengan dua konsentrasi yaitu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Kebencanaan yang menawarkan muatan lokal dan keunikan Digitalisasi Pengelolaan Lingkungan.
Launching Program Studi Magister Manajemen Lingkungan dilakukan saat Seminar Nasional Digitalisasi Pengelolaan Lingkungan, pada Selasa 7 Mei 2024 di Auditorium Universitas Sahid, yang di ikuti para akademisi, praktisi lingkungan, professional, pemerintahan dan masyarakat umum secara hybrid (daring dan luring).
Hadir dalam acara ini, Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya, Prof. Dr. Nugroho B. Sukamdani, MBA., BET; Direktur Eksekutif Yayasan Sahid Jaya, Dr. Yohanes Sulistyadi; Rektor USAHID, Dr. Marlinda Irwanti, SE., M.Si; Wakil Rektor I, Dr. Ninin Gusdini; Kepala LPPM, Prof. Dr. Ir. Giyatmi, M.Si; Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ekaterina, Ka. Prodi Magister Manajemen Lingkungan, Bernard Hasibuan, Ph.D, Direktur HKM, Listyo Pratignyo, MM; Ka. Humas & Kerjasama, Sri Nursanti, M.Si, Para Kaprodi dan undangan lainnya.
Seminar Nasional bertema Digitalisasi Pengelolaan Lingkungan, menghadirkan para narasumber yaitu Bapak Dr. Mahfudz (Sekretaris Ditjen Perhutanan Sosial & Kemitraan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan RI), yang diwakili oleh Bapak Firman Maulana, S.Pi., MSEP (Kepala Bidang Pengelolaan Pusat Data & Informasi KLHK) dengan moderator Dr. Tatan Sukwika, M.Si. Seminar session I ini mendiskusikan Optimalisasi Teknologi Digital Dalam Pengelolaan Lingkungan.
Pada Session II menghadirkan narasumber Dra. Prasinta Dewi, MAP (Deputy Bidang Pencegahan Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB) dan Alberth C. Nahas Ph.D (Head of Sub Division for Greenhouse Gas Information Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika,BMKG) dengan moderator Dr. Natalis Situmorang, membahas Implementasi Teknologi Digital Dalam Penyelesaian Masalah Lingkungan dan Kebencanaan.
Ketua program studi Magister Manajemen Lingkungn Bernard Hasibuan Ph. D, menyatakan, masalah lingkungan begitu kompleks sehingga dibutuhkan big data dan BNPB memiliki data itu.
Kampus sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat akan berkolaborasi dengan BMKG dan BNPB agar bisa bersinergi membuat program-program masyarakat yang konkrit. Misalnya USAHID bersama BNPB memberikan edukasi kepada masyarakat desa tentang bagaimana antisipasi bencana, ” paparnya.
Rektor Universitas Sahid, Dr. Marlinda Irwanti, SE., M.Si menambahkan, launching Magister Management Lingkungan, sebenarnya mempunyai value yang sangat besar. Karena isu lingkungan, masalah kebencanaan dan keselamatan kerja adalah isu internasional. Saya berharap Universitas Sahid tidak hanya nanti melahirkan sarjana-sarjana atau magister yang paham tentang ilmu lingkungan dan kebencanaan, tetapi saya berharap bahwa Universitas Sahid bisa menjadi pioneer dan menjadi garda terdepan di dalam model mitigasi. Karena Indonesia merupakan Ring of Fire, ” jelas Rektor. Tak hanya itu, bencana cukup banyak terjadi di Indonesia dan perubahan iklim yang luar biasa juga terjadi di seluruh dunia. Dengan adanya Magister Management Lingkungan, USAHID bisa memberikan atau mengimplementasikan ilmunya kepada masyarakat banyak dan membantu pemerintah khususnya BMKG dan BNPB. USAHID bisa menjadi garda terdepan di dalam mitigasi bencana dan menjadikan masyarakat paham tentang kebencanaan dan keselamatan wilayah. ”Pemerintah daerah harus peduli bagaimana proses mitigasi masyarakat terhadap bencana-bencana yang akan terjadi dan keselamatan di lingkungannya. Bayangkan jika semua Universitas di Indonesia punya kepedulian dan menjadikan desa-desa Indonesia, menjadi desa tangguh bencana. “Dan USAHID siap menjadi garda terdepan dan kampus pioneer,” pungkasnya.
Sementara itu, Firman Maulana, S.Pi., MSEP, Kepala Bidang Pengelolaan Pusat Data dan Informasi, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, mendukung langkah dari USAHID. Ia berharap semua universitas seluruh Indonesia ikut terlibat. ”Kami mendorong partisipasi semua pihak dari perguruan tinggi dan rekan mahasiswa di seluruh Indonesia, partisipasi pengelolaan lingkungan karena tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Kita mengajak pengelolaan lingkungan berkelanjutan agar lingkungan lestari,” tutupnya. Program studi Magister Manajemen Lingkungan menggarisbawahi komitmen USAHID untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan keamanan lingkungan. Mahasiswa akan dilatih menjadi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan lingkungan di era digital saat ini.
Selamat atas Launching program studi Magister Manajemen Lingkungan Pasacasarjana USAHID, Semoga program ini menjadi tonggak berarti dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan bertanggung jawab di bidang lingkungan.